Pdnewss.com (Bandar Lampung) – Kepala Satuan Kerja (Kasatker) SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, Surendro Hadiwibowo mengungkapkan hasil dan manfaat pelaksanaan dari Proyek Rehabilitasi/Peningkatan Bangunan, Pintu Air dan Jaringan Irigasi DIR Rawa Jitu dan Rawa Pitu di Kabupaten Tulang Bawang yang sempat disorot warga.
“Pekerjaan Rehabilitasi/Peningkatan Bangunan, Pintu Air dan Jaringan Irigasi DIR Rawa Jitu dan Rawa Pitu di Kabupaten Tulang Bawang dilaksanakan oleh BBWS Mesuji Sekampung Tahun Anggaran 2025 untuk menunjang ketahanan swasembada pangan sesuai dengan intruksi Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto,” kata Surendro dalam pers rilis yang diterima, Sabtu 01/11/2025.
Lanjutnya pelaksanaan pekerjaan tersebut meliputi pekerjaan normalisasi saluran primer, saluran sekunder, saluran kolektor dan saluran sub sekunder serta rehabilitasi pintu yang dilaksanakan di 13 Desa yang berada di kabupaten tulang bawang yaitu Desa Medasari, Desa Hargo Rejo, Desa Hargo Mulyo, Desa Gedung Meneng Baru, Desa Gedung Karya Jitu, Desa Yudha Karya Jitu, Desa Karya Jitu Mukti, Desa Wono Agung Kecamatan Rawa Jitu serta Desa Mulyodadi, Desa Gedung Jaya, Desa Rawa Ragil, Desa Bumi sari dan Desa Sumber Agung Kecamatan Rawa Pitu.
Suhendro juga mengatakan pekerjaan yang telah selesai di awal bulan Oktober itu, hasilnya telah dirasa manfaat nya oleh petani saat ini.
“Dikarenakan dahulu karena keterbatasan air petani hanya dapat panen 2 kali dalam setahun, kini setelah saluran di normalisasi petani dapat panen 3 kali dalam setahun sehingga produktifitas meningkat, pendapatan bertambah, dan semangat petani kembali tumbuh. Rasa syukur pun mengalir dari para petani,”jelasnya.
Atas hal tersebut, Surendro mengungkapkan jika masyarakat setempat sangat berterima kasih atas terlaksananya pekerjaan Rehabilitasi/Peningkatan Bangunan, Pintu Air dan Jaringan Irigasi DIR Rawa Jitu dan Rawa Pitu di Kabupaten Tulang Bawang oleh BBWS Mesuji Sekampung ini yang telah membawa perubahan nyata di lahan sawah mereka.
Kendati demikian, sebelumnya warga sekitar proyek mengeluhkan proyek yang menelan anggaran miliaran rupiah tersebut. Keluhan itu diantaranya hasil kerukan berupa tanah kembali masuk dan bersedimen di dalam aliran air.
Kemudian tidak ada plang papan anggaran selama dalam pelaksanaan pekerjaan dan munculnya dugaan pekerjaan yang asal-asalan.
Penulis: Red Tim















